Dari sudut sempit kota Pangandaran yang indah ini di penghujung hari dan layung nampak menjelma dia atas langit sidomulyo tercinta ini diantara bisingnya nyanyian sang pengantar malam dan gelap pun tiba dihadapanmu,,,
Kutuliskan sebuah sajak kecil buatmu walau rindangnya daun tiada terlihat bersama gugurnya bunga-bunga diantara penghujung kemarau ini, ku ungkapkan secercah perasaan yang lama terpendam,,
Namun, engkau tiada tara, sampai teganya engkau menghujamkan tongkat kebatilan penuh syarat kepadaku, sementara aku tengah berbangga atas kelihaianku memainkan perasaan,,
Semilir angin disenja ini turut mengiringiku dalam kesendirian dikala aku merindukanmu dan akupun tak kuasa merasakanya, engkau yang disana terbanglah kepadaku bersama pekatnya malam ini, dalam kesendirian , dalam kesunyian dan dalam risaunya hati ini.
