Juli 2005, Waktu itu aku baru saja keluar dari Sekolah Menengah Pertama, Aku memilih jalanku sendiri dengan tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, aku lebih memilih untuk bekerja dan mandiri, itu semua adalah impianku sejak kecil, aku berjanji kepada diriku sendiri, bahwasanya aku akan hidup mandiri dan tidak akan meminta kepada orang tua lagi, impian itu kini sudah terwujud, aku telah bekerja di salah satu Home Industri di kota Ciamis ini, memang penghasilanku tak seberapa, hanya cukup untuk melengkapi kebutuhanku sendiri dan yang terpenting bagiku adalah memberi sedikit tambahan penghasilan kepada orang tuaku, karena tinggalah aku anak satu-satunya, semua kakak - kakaku telah menikah dan memiliki rumah sendiri dan tinggalah aku sendiri tinggal bersama kedua orang tuaku yang usianya tidak muda lagi.Banyak orang mengatakan aku itu orang yang sangat dan teramat tertutup, keseharianku hanya kulewatkan dalam kesunyian, mulutku seakan terkunci untuk mengatakan sesuatu, sehingga teman-temanku tidak mau lagi berteman denganku dan orang-orang disekitarku semuanya menjauhiku Mei Januari 2006 tanpa terasa telah enam bulan aku bekerja, aku kenal seorang perempuan, namanya Pujawati dia adalah tetangga dimana tempat aku bekerja,Pujawati adalah wanita kedua yang aku cintai, setelah kisah cinta pertamaku telah berakhir dengan kekecewaan dan penuh penyesalan, Pujawati adalah sosok gadis yang baik dan ramah tamah kepada semua, satu hal yang membuat aku kagum padanya, yaitu rasa cintanya padaku, aku sungguh heran , dari sekian banyak perempuan, semuanya berpaling muka ketika memandang mata cintaku, namun Pujawati begitulah beda, dia wanita pertama yang mengungkapkanperasaan cintanya kepadaku, sementara kisah cinta Pertamaku, Pipit, adalah aku yang pertama kali mencintainya. Awalnya aku tidak tahu kalau pujawati menaruh perasaan kepadaku, beliau hanya menitipkan sepatah salam kepada temanya untuku, seraya berkata "Salam Buat Wahyu", lama kelamaan kata-kata tersebut sampai di telingaku dan dengan perasaan yang ragu-ragu sore hari setelah pulang kerja, aku mendatangi rumah Pujawati dan ngobrol-ngobrol sedikit,tanpa membicarakan Soal Salam tersebut, karena aku dan pujawati adalah seorang sahabat, jadi sudah biasa kami ngobrol-ngobrol layaknya sahabat, Nanti malam ada konser dangdut dari Ibu kota, tiba-tiba Pujawati mengajaku untuk nonton , "Wahyu, Nanti malam kamu mau nonton konser ngga?" Kata Pujawati, "Ya, iya donk, masa ada artis ibu kota ngga nonton, kan jarang ada acara begini" Jawab aku, "Kalo gitu kamu ngga keberatan kan aku ikut sama kamu?" Sapa Pujawati, "Ya Engga, justru aku senang ada yang nemenin" Balas Aku, "Tapi kamu harus izin dulu ya sama papahku, soalnya aku boleh bepergian malam sendirian" Sapa Pujawati, " Iya dehh" Dengan perasaan hati yang berbunga-bunga dan bercampur dengan was-was, aku pulang dan mandi kemudian malam harinya aku mendatangi rumah Pujawati, sesampainya disana, pujawati sudah menantiku di teras rumah seolah sudah lama menantiku,lalu Pujawati menyuruhku masuk, dan aku duduk diruang tamu, sementara Pujawati ke dapur untuk membuatkanku minuman, aku disuguhi teh hangat dan sedikit makanan ringan, dalam lelap aku melamun dan bicara dalam hati, "Pujawati... pujawati kamu ngga usah repot-repot menyuguhiku seperti itu, hanya wajahmulah cukup untuk aku pandang" tiba-tiba Pujawati berkata padaku "heeey,,, ngelamun aja , ngelamunin apa sih? ini minumnya!" Kata Pujawati,"Oh Ya Ti,, makasih, jadi ngerepotin kamu" Jawab aku, "Ko jadi aku yang repot? seharusnya aku yang meminta maaf kepada kamu, karena aku telah meminta kamu datang ke rumahku" Sapa Pujawati, "oh, engga Ti, engga ko, aku ngga ngerasa begitu" Jawab aku. Seterusnya kami ngobrol-ngobrol , hingga tak lama kemudian papahnya pujawati mendatangi kami, beliau berkata "Oh, ada tamu rupanya, kamu Yu? sudah lama?" Tanya Papah Pujawati,"Engga ko Om, baru saja nyampe" Jawab aku, Lalu kami ngobrol-ngobrol, hingga jarum jam tengah menunjukan Pukul 19.00, kemudian aku mengungkapkan tekadku, aku meminta izin kepada papahnya pujawati, bahwasanya aku akan mengajaknya pergi, "Om, Malam ini di lapang merdeka Pangandaran mau ada konser dangdut dan artisnya katanya dari Jakarta, itu loh yang sering muncul di TV," tanya aku, "Oh ya? malah engga tahu, tapi Om sudah tua, ngga suka sama acara yang begituan, sana kamu aja yang nonton, kamu kan masih muda pastinya seneng donk, om juga dulu waktu masih muda paling seneng kelayaban malam, apalagi kalau ada acara dangdut" Jawab papahnya Pujawati, "Om, bolehkah aku mengajak pujawati?" tanya aku "Ya silahkan, tapi pulangnya jangan malam-malam, pujawati itu kan orangnya lemah, gampang sakit-sakitan apalagi kena udara malam" Jawab papahnya pujawati,Lalu kami berdua berangkat, suasana malam di kota Pangandaran kala itu begitu ramai, apalagi di Lapangan Merdeka Pangandaran, Tepat jam 8, artis ibukota itu naik Panggung, semua pasang mata tertuju padanya tak terkecuali kami berdua, hingga tak terasa sudah membawakan beberapa lagu dan artis turun panggung kemudian digantikan oleh artis lokal, aku mengajak pujawati untuk pergi menjauh dari konser,Malam itu adalah tanggal 15 pada kalender Jawa, yang berarti adalah malam bulan purnama, biasanya ketika malam purnama tiba aku dan kawan-kawanku biasa nongkrong dan melihat bulan purnama dari pinggir pantai Timur Pangandaran, itulah hal yang akan kulakukan malam itu, aku mengajak pujawati untuk melihat pemandangan bulan purnama dari pantai timur Pangandaran, pujawati pun mau, setibanya di pantai timur kami berdua duduk bersandingan,sambil ngobrol-ngobrol, "Ti, hal inilah yang biasa aku lakukan bersama teman-temanku kala malam purnama datang menjelma, kami biasa nongkrong di pantai timur dan memandang indahnya bulan purnama dilangit" Kata Aku. "Seneng ya jadi kamu, hidup kamu itu bebas, kemanapun kamu pergi ngga ada yang ngelarang, sementara aku mau pergi ke warung aja untuk beli jajan ngga boleh ma papah" Sapa Pujawati."Berarti papah kamu itu sungguh sangat sayang kepadamu Ti, papah kamu ngga mau terjadi apa-apa dengan kamu, dan satu hal Ti yang mesti kamu ingat Perempuan dan Laki-Laki itu berbeda, perempuan itu adalah makhluk yang suci dan mempunyai harga diri yang sangat mutlak, yaitu kehormatan, dan perempuan itu wajib menjaga kehormatanya, jangan sampai kehormatan itu hilang dengan cara yang tidak halal, karena kehormatan itu adalah harga dirinya"Jawab Aku . "Subhanallah, aku sungguh sangat beruntung mempunyai sahabat sebaik kamu yu," Jawab Pujawati. dengan hati yang was-was, sebenarnya aku ingin sekali mengungkapkan perasaan cintaku pada pujawati, tetapi seolah mulutku terkunci, dan tanpa aku duga tiba-tiba pujawati berkata padaku "Wahyu, selama ini kamu itu nganggap aku sebagai apa?" tanya pujawati "Maksud kamu apa? bukanya selama ini kita berteman? ya teman dhonk"Jawab aku. "Maksud aku, kamu ngga pernah sedikitpun merasa suka padaku? ya maksud aku kamu nganggap aku lebih dari sekedar teman?" Tanya Pujawati, Ketika itu aku langsung termenung dengan hati yang dag-dig-dug-ser, dalam hatiku berkata "aku keduluan sama dia, mengapa malah wanita yang mengungkapkan perasaanya padaku" "Heeey,, ko malah bengong?" Tanya Pujawati "Ya ampun Ti, aku ngga kepikiran kamu punya pertanyaan kaya itu padaku,padahal dari tadi aku sungguh sangat ingin bicara seperti itu padamu, tapi justru kamu yang duluan" Jawab aku, "Jadi, kamu sama seperti ku?" tanya pujawati, "iya Ti, aku sudah lama aku mencintaimu, namun aku menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan perasaanku padamu, dan saat itu sekarang, tapi malah kamu dulu yang bicara" Jawab aku, "Aku pun demikian yu" Kata pujawati, " Ti, kamu mau ngga jadi teman istimewaku?" tanyaku,"Maksud kamu teman yang bagaimana?" tanya pujawati, "Teman istimewa, maksud aku kamu mau ngga jadi kekasihku?" Tanya aku, sejenak pujawati termenung dan kemudian berkata "Aku MAu".... Ketika itu hatiku menjadi berbunga-bunga serasa hidupku mempunyai kehidupan baru, malam itu kami berdua sangat bahagia , dalam kebahagiaan itu aku melantunkan satu sajak untuk pujawati,"Duhai rembulan malam nan elok menghiasi atap istana di bumi Pangandaran ini, saksikanlah kami sedang bermadu kasih, berdoalah kepada Tuhan untuk kelangsungan cinta kami, Duhai angin malam terbanglah engkau kepada sahabat-sahabatku dan masuklah kedalam jiwanya sambil bisikan kalimat cinta padanya, supaya hatinya tenang dan ucapkanlah bahwa aku telah menemukan cinta sejatiku, lihatlah bintang bercahaya dia atap langit kota Pangandaran nan indah,tataplah kami berdua diantara karang dan deburan ombak yang turut serta mengiringi kebahagiaan kami, tataplah kami seumpama engkau menatap rembulan, duhai malam janganlah engkau beranjak pergi karena malam ini aku sangat sekali ingin selalu disampingnya untuk menatap dan merasakan indahnya ilmu cinta, duhai kekasih tataplah raut wajahku dan katakanlah aku cinta kamu dan aku ingin selalu bersamamu, lalu berjanjilah kamu untuk tetap bersamakudalam duka,canda dan tawa, duhai bahagia merasuklah kedalam jiwa kami, dan tentramlah engkau didalam dan jagalah selalu kesetiaan hati kami dan jangan biarkan berpaling, duhai cemburu datanglah pada kami dan merasuklah karena tanpa adanya engkau cinta kami tak akan sempurna, wahai malam lantunkan syairku ini kepada semua cinta di dunia, bahwasanya malam ini aku sedang jatuh cinta dan bermadu kasih dan sayang"Sejak kejadian itu aku merasa menemukan hidup baruku, hidup yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, hubungan kami semakin hari semakin menjadi hingga tanpa terasa sudah hampir mencapai tiga bulan, ketika itu datang Pamanku dari Jakarta dan menawari aku sebuah pekerjaan dan aku diharuskan merantau jauh dari pulau Jawa yaitu di tanah Andalas , Itu memang sudah menjadi impianku sejak kecil untuk pergi jauh dari Pulau Jawa dan mencari pengalaman.Sore hari sebelum besoknya berangkat ke Sumatera, aku mengajak Pujawati kekasihku untuk jalan dan seperti biasa kami duduk berdua di pinggiran pantai timur, Pangandaran, sore itu aku menceritakan semuanya kepada pujawati, awalnya pujawati tak mengizinkan aku untuk pergi, namun setelah aku bercerita banyak padanya akhirnya pujawati merelakan aku pergi meninggalkan kota pangandaran yang indah ini, dalam pekatnya kabut dan gerimis yang mengguyur kota Pangandaran di kala itu, aku melantunkan sepatah kata kepada pujawati, "Untuk Pujawati Pujaanku, tiada kata melainkan maaf, maafkan aku harus pergi jauh darimu dan meninggalkan kota Pangandaran yang indah ini, bukan berarti aku memutuskan hubungan kita bukan pula aku meninggalkanmu namun hanya pergi darimu untuk sementara waktu, demi mengejar impianku, berjanjilah satu hal padaku bahwasanya kamu tidak akan pernah berpaling darikudan kamu akan selalu merasa Cemburu ketika aku dengan wanita lain, jagalah selalu harga dirimu seumpama engkau menjaga ragamu! bisikanlah kata cinta dan doakanlah untuk kelangsungan cinta kita!".... Pujawati tidak bisa menjawab dengan kata-katanya hanya mengangguk disertai air mata yang berlinang membasahi kedua pipinya.. dan satu kalimat lagi ku ucapkan kepadanya "Selamat Tinggal Pujawati, selamat tinggal kekasihku!!?!"dan keesokan paginya aku berangkat, sebelum berangkat Paman dan aku menjemput seorang sahabat dari Majenang - Cilacap, dia adalah teman yang akan seprofesi dengan aku, dia namanya Mayangsari dia baru saja lulus SMA, lalu kami berangkat dengan kapal air dari Pelabuhan . 3 Hari 3 Malam kami terombang-ambing diatas lautan.3 hari telah berlalu perjalanan kami telah sampai di Pulau Andalas, tepatnya di kota Deli Serdang, ini adalah rumahku, tempat tinggal baruku, dikota ini aku bekerja sebagai salah satu karyawan di sebuah restoran ternama bersama dengan mayangsari, aku bekerja bukan dengan sistem dikontrak melainkan dengan keinginan sendiri layaknya kerja di Pabrik, penghasilanya pun tak besar, tak lebih dari 1 juta per bulan.rasa jenuh dan bosan terkadang menyelimuti hati,perasaan dan jiwaku namun apa boleh dikata, mau ngga mau, betah ngga betah aku harus bisa betah karena ini bukan di Jakarta ataupun di Bandung, ini di Sumatera di pulau sebrang yang teramat jauh dari kampung halamanku di tanah Pasundan. Hari demi hari kulalui dengan penuh Duka, Canda, tawa, tangis dan bahagia bersama sahabatku Mayangsari, dialah satu-satunya sahabatku yang selalu ada di kala akusedih, dialah yang menghiburku dengan senyumanya, dikala aku tersenyum dialah yang membuat aku tersenyum, dikala kesibukanku itu aku mempunyai hobi yaitu Memainkan alat musik, yaitu gitar, hampir tiap malam aku selalu memainkanya, sementara mayangsari dia mempunyai hobi menulis, lemarinya penuh dengan buku-buku hasil dia menulis, sampai suatu malam aku duduk di teras depan rumah di kost kami, aku memainkan gitar dan melantunkan sebuah lagu,tiba-tiba Mayangsari datang dan duduk disampingku "Lagu apa yu? kelihatanya enak didengerin" Tanya Pujawati, aku hanya diam dan terus memainkan gitar, tak lama kemudian mayangsari masuk dan buku diary nya ditinggalkanya, tanpa tersadari aku membuka buku tersebut dan membacanya, sungguh aku tak menduga ternyata dalam diary nya itu banyak tercatat tentang aku, rupanya diam-diam mayangsari mencintaiku, aku seakan tidak percaya akan hal itu.