Old school Swatch Watches
Kamis pagi, sekitar pukul 08.00 kami sampai di pulau itu, kami bertiga aku (wahyu), Nur dan Pujawati, aku hanya membawa sepucuk senjata senapan angin dan beberapa butir peluru yang biasa aku gunakan untuk menembak burung, sementara kedua sahabatku tak membawa senjata apapun hanya perlengkapan untuk berkemah dan bahan makanan yang cukup untuk satu minggu, ketika kami sampai dibibir pulau, kami sungguh terpesona akan keindahan pulau tersebut,
dengan udara yang sejuk,pasir putih dan rindangnya pohon menjadi ciri khas keindahan pulau, kami beranjak naik ke tebing dan ternyata pulau ini cukup luas,kami terus berjalan memasuki kedalaman, sampai langkah kami terhenti karena lelah, kami beristirahat dipinggiran sungai yang mengalir begitu jernih,ketika itu aku masuk kedalam sungai untuk mencuci muka, sementara nur dan pujawati menunggu di atas, nah disinilah aku mulai menemukankejanggalan tentang pulau ini, ketika aku melihat kedalam air, ternyata gambaran langit yang ada di dalam air warnanya merah, seperti layung di senja hari, aku begitu terkejut padahal ini baru jam 10 pagi, lalu aku melihat ke atas ternyata langit di atas berwarna biru, aku begitu kaget, apa sebenarnya yang telah terjadi? lalu aku naik keatas, ' nur, coba kamu lihat dech, gambaran langit di dalam sungai itu kok warnanya merah yah?'lalu aku dan nur turun ke sungai, dan yang anehnya lagi, nur tidak melihat kejanggalan itu, 'ah, kamu ada-ada aja,itu jelas-jelas berwarna biru, ngigo kali kamu' kata nur, 'lalu aku menjawab :'tapi tadi bener warnanya merah' 'udahlah ada-ada aja kamu ngigo' kata nur, ketika itu fikiranku menjadi sempit, apa yang tadi aku lihat benar?' tiba-tiba dari atas, Pujawati menjerit, 'haaaaaaah' lalu kami naik dan menghampiri pujawati, 'ada apa ti?'tanya aku, 'aku kegigit kalajengking' jawab pujawati, 'ah, ada-ada aja kamu, gitu aja udah nangis, sini aku obatin, kemudian aku memegang pahanya pujawati untuk mengobatinya dengan minyak gosok yang aku bawa, tapi nur seperti yang sedang terbakar api cemburu, 'Ayo-ayo cepetan nanti keburu maghrib kita belum sampai di perkampungan' kata nur sambil marah-marah, rupanya nur telah cemburu padaku,.lalu kami melanjutkan perjalanan dengan aku didepan, pujawati di tengah dan nur di belakang, ketika itu kami sampai di pertigaan,ke arah kiri ada jalan dan kanan pun juga tetapi ke kiri terlihat ada sebatang pohon yang tumbang, lalu kami tak mengambil jalan ke arah kiri, kami lebih memilih berjalan kekanan mengikuti matahari tenggelam, tepat pada pukul 16.00 kami menemukan sebuah perkampungan penduduk, disini banyak rumah-rumah yang beratapkandaun berdiri disini, lalu kami masuk, ternyata tak ada seorangpun yang kami temui, kami heran pada kemana orang-orang? tetapi suasana disekitar, nampak seperti rumah yang dihuni, banyak pot-pot bunga di depan rumah dan ada juga tempat bermain anak, seperti ayunan dan kuda-kudaan. aku bertanya pada nur, 'nur, kira-kira pada kemana ya orang-orang? ko sepi banget kaya gini?' 'ya mana kutahu, lagi arisan kali, he..he..he' jawab si nur