Lamborghini Huracán LP 610-4 t
Sri Oktavianingrum, itulah nama kekasihku saat itu, awal mula aku mengenal Sri yaitu melalui sahabatku Adas,Sri adalah teman Sekelasnya Adas dulu waktu di SMP, Ketika itu Adas mengajaku untuk menemui seseorang, jauh di desa sebrang, adas pun juga tak tahu rumahnya Sri ada dibelah mana, adas pernah sekali ke rumah Sri, itu juga dulu banget waktu smp, Adas bertemu Sri beberapa waktu lalu pas ada acara Hajat Laut di Pangandaran,
Kemudian Sri meminta Adas untuk datang kerumahnya, adas berkata "Sri, tapi aku ngga tahu rumahmu," Sri Menjawab : "Rumahku masih yang dulu,ngga pindah kemana-mana, bukankah dulu kamu pernah datang ke rumahku?" Malam itu adalah malam Minggu aku dan adas pergi menemui Sri, sesaat kami sempat berhenti didepan bangunan tua tak bertuan kami disambut histeris oleh kelapak sayap burung kelelawar yang membuat kami was-was.Kemudian Adas berkata padaku "Beng, seingatku rumahnya sri persis disamping gedung ini, tapi kenapa sekarang berubah menjadi hutan belantara? " Aku menjawab :Mungkin kamu salah Das, coba kamu ingat-ingat lagi barangkali kamu salah jalan, atau ngga itu ada rumah, coba kita tanya ke situ saja!" Kemudian kami bertanya kepada seseorang yang ada dirumah tersebut, ternyata benar kami salah arah,kami malah menuju jalan ke pemakaman.kemudian kami melanjutkan perjalanan, aku berkata pada adas :" Das, kenapa kita bisa salah arah ya? kenapa kita malah nyasar ke pemakaman? apa ini pertanda buruk buat kita?" Adas menjawab :"ah, jangan berfikir seperti itu kamu, " tampak dari kejauhan ada seorang gadis duduk didepan rumah diantara gelapnya malam itu ditengah hutan belantara yang jauh dari keramaian orang, ketika itu juga kendaraan kami macet ditengah jalan dan terpaksaKami melanjutkan dengan jalan kaki, sampai tujuan ternyata Sri telah menanti kami, Adas dan Sri tengah asyik mengobrol layaknya sepasang kekasih yang sekian lama berpisah dipertemukan kembali, hingga lupa akan adanya aku, kemudian adas memperkenalkan aku kepada Sri " Sri, ini sahabatku namanya Abeng" kemudian kami bersalaman dan disinilah aku merasakan rasa yang sungguh sangat berbeda, tatapan mata sri begitu tajam kepadaku dan begitu juga sebaliknya, aku merasa mememui cinta terbaruku, lalu kami ngobrol-ngobrol, hingga suatu ketika Ayahnya Sri keluar dan mengajak kami masuk, kami bertiga masuk, ternyata ayahnya Sri orangnya sangat teramat ramah, Adaslah yang selalu menjawab pertanyaan dan nasehat yang dilantunkan oleh ayahnya Sri, sementara aku keluar rumah untuk mendapatkan udara segar, lalu Sri pun ikut keluar menghampiriku, kemudian kami berdua duduk bersampingandi teras rumah layaknya sepasang kekasih yang tengah menjalin kasih, saat itu juga rasa cintaku tumbuh begitu cepat kepada Sri tanpa sengaja kupeluk Sri dengan penuh kasih sementara adas tengah berbincang-bincang didalam rumah bersama ayahnya Sri, waktu sudah semakin larut hingga mencapai setengah putaran malam Pukul 23.00 adas keluar rumah, nampaknya dia ingin mengajaku berpamitan kepada ayahnya Sri, lalu kami berpamitan dan pulang.diperjalanan Sri SMS Kepadaku "Beng, aku merasa menjadi wanita yang sangat beruntung bahwasanya aku telah dipertemukan dengan sosok pangeran yang tampan, berbudi luhur, arif dan bijaksana, yaitu kamu" aku membalas "Aku juga Sri, aku merasa sangat senang malam ini bisa bertemu dengan bidadari secantik kamu" Lalu Aku dan Adas langsung menuju pasar Pangandaran dan makan malam disebuah restoran,adas berkata kepadaku "Beng, tadi ngapain aja kamudiluar bareng siti? " aku menjawab :"ngga ngapa-ngapain, cuma ngobrol biasa saja" Adas "hati-hati kamu Sri sudah lama aku kenal jadi aku sudah tahu banyak tentang Sri" Aku Menjawab "Iya" malam itu juga aku ngga bisa tidur terus terbayang-bayang raut wajahnya Sri yang tengah masuk kedalam hati cintaku, keesokan harinya aku terus-terusan berhubungan dengan sri, walaupun hanya sebatas dengan telepon genggam.sampai suatu malam sri menyuruhku untuk datang kerumahnya, tapi kali ini aku datang sendirian tanpa memberi tahu adas, aku datang kerumah Sri dan ayahnya Sri menyuruhku masuk aku tidak bisa bicara banyak hanya bicara seperlunya saja. Malam selanjutnya dan selanjutnya aku datang ke rumah Sri, Hingga malam yang ditunggu-tunggu tiba, malam tahun baru 2011 aku berniat mengajak Sri ke ke acara tahun baru di pantai pangandaran, Sri mau akan itu,tetapi Sri mengajukan satu permintaan kepadaku, aku harus pamitan dengan ayahnya Sri, akupun mau itu, malam itupun juga aku berpamitan kepada ayahnya Sri "Om, malam ini bolehkan aku mengajak Sri ke pesta taun baru?" Ayahnya Sri menjawab "aku sebagai ayah sudah sewajarnya untuk memberikan apa yang menjadi terbaik untuk anak-anaku, berat rasanya untuk melepas Anaku pergi bersama orang lain apalagi bukan bersama muhrimnya"http://www.satriaprumpung.hexat.com/cerpen/bidadari_pencabut_nyawa3">
Karya ini didedikasikan untuk sahabatku BAMBANG IRAWAN, tunggu kelanjutan kisah ini di episode berikutnya SRI OKTAVIANINGRUM BIDADARI PENCABUT NYAWA 4.
copyrightΦ2012 -
SatriaPrumpungAl rights reservedBookmark and Share